Minggu, 26 Juli 2020

rasa diatas fana

kini siang terasa berembun, padahal seharusnya pagi.
mentari sadar bahwa dia selalu bersinar meskipun digelapnya malam hari.
aku teringat saat dimana mengkayuh roda melihat jendela-jendela terbuka.
terasa tidak asing, bahagia rasanya.
namun semakin jauh aku mengkayuh semakin aku sadar bahwa sudah terlalu aku jauh.
kala itu yang diingat hanya tawa kini sudah merasakan derita.
memang cepat berlalu bahwa rasanya akan sulit mengadu.
yang bisanya hanya meneteskan air mata bersama luka, kini itulah yang ada.
ketika semakin mengingat kenapa aku bisa merasakan rasa tanpa kuatu mengapa.
waktu yang telah terjadi mengajarkan aku untuk mengubur mimpi, namun setelahnya aku sesali.
pertanyaan dan pertanyaan menghujan kepadaku, kamu kenapa, kamu kenapa ?
seketika aku terdiam dan hanya bisa menjawab "aku tidak apa-apa".
sulit merasakan rasa yang fana, mengagumi tapi tak bisa mengagumi, mencintai tapi tak bisa mencintai.
ingin memiliki tapi tak bisa memiliki, kemana harus di jabarkan arti dari semua ini. ?
saat tidur, peri kecil berkata layaknya dalam dongeng-dongeng.
bangun, seseorang menantimu, seseorang menunggumu, dia inggin bahagia bersamamu.
"bahagia bersamamu.?" heran aku mendengar kata itu, aku tak pernah menemukan seseorang yang ingin bahagia bersamaku, mereka kebanyakan memperdulikan kehidupannya sendiri dari pada aku yang selalu sibuk memikirkan kehidupan orang yang aku sayang.
bahagia bersama hehe segampang itukah ? nyatanya aku hanya menemukan kepatahan dan keputus asaan, yang bisa berjuang supaya aku bisa mengatakan aku baik-baik saja.
rasa ini fana. naluri tidak mebatasi untuk terus berusaha sedangkan kenyataan terus berusaha mengubur rasa.
pernahkah berfikir bahwa rasa itu layak untuk dihargai dan kita tengok lebih dalam lagi.
rasa itu ada karena untuk mempersatukan bukan untuk memberatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar