pagi yang cerah, membuka pintu menyambut hari.
suara burungpun berkicau, langkah yang sulit untuk beranjak membuat saya harus menambah semangat kembali dengan Bismillah, senyum ekspresiku. karena dengan senyuman aku percaya semuanya akan terasa lebih mudah dilalui.
kuikat tali sepatuku teringat filosofi soal tali sepatu, bentuknya sih cuma sederhana namun bisa memperindah sepatu dan menguatkannya untuk tetap nyaman menempel ditumpuan kaki saat berjalan.
kembai aku membuka pola di handphoneku saat duduk berteman pesan-pesan riang diringi senyuman, awalnya aku sedih melihat suatu postingan mengenai hewan dan ekspresinya, setelah bebrapa saat waktu meleburnya dengan singkat cerita dari pengirimnya. aku yang saat itu sedih tersadar bahwa, kadang kita buta meraskan dan melihat bentuk-bentuk kasih sayang didunia ini.
realitanya ketika seseorang menyatakan prasaannya untuk menikah namun tak banyak yang percaya malah sedikit yang percaya. padahal ungkapan seseorang untuk mneikah itu berbeda-beda namun pada dasarnya niatnya sama karena Allah SWT.
hati yang terkadang menerka-nerka merasakan rasa sehingga lupa akan hatinya yang tak pernah bisa menerima membuat buta dan menghempaskan semua berkahir kecewa.
kembali aku berjalan memutarkan musik lewat handphone yang aku dengar melalui earphone, memakai topi kesukaan aku mulai membayangkan, akan menjadi sosok suami seperti apa aku nanti sedangkan menemukan sosok yang bisa membuat tenang hati aja semakin sunyi.
keinginan hati kadang tak sesulit yang dibayangkan, aku yang tidak pernah bisa mengungkapkan rasa kecewa dan hanya banyak diam menjadi suatu problemanya, berharap peka menjadi pengobat luka itu tidak bisa, dan yang keluar hanya ada kata "iya, aku salah, aku minta maaf". tidak ada yang mau berbagi luka atau membuat derita, namun inilah nyatanya yang selalu membuat kita lupa akan menerima suatu cerita dalam hari kita.
saat tiba di tempat aku bekerja, meluangkan cerita merasakan indahnya rasa baik itu suka dan duka aku bertutur sapa dengan teman-teman disana, asyik rasanya. meski ada luka yang tak terlihat oleh mata.
semakin ditanya kenapa dan mengapa semakin sulit aku menemukan jawabannya, karena aku hanya merasakan rasa tanpa tau mengapa. andai aku pandai menerangkan isi jiwa , hmmmm mulai berandai-andai yang tak baik, sulit sangat sulit. semakin difikirkan semakin menerka-nerka persoalannya. maka sudahlah aku percaya, aku baik-baik saja. dan waktu pasti akan memberikan jawabannya baik itu adanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar